Saturday, October 27, 2018

Dies Natalis Perikanan Ke-50 Pecahkan Rekor Muri


Jurusan Perikanan Undip berdiri berdasarkan SK Rektor Undip No. 44/1968 pada tanggal 8 Oktober tahun 1968. Sedangkan penerimaan mahasiswa untuk angkatan pertama dilaksanakan bulan Juli tahun 1969. Tahun ini jurusan perikanan Undip telah menginjak usia 50 tahun. Peringatan dies natalis perikanan merupakan acara yang hampir setiap tahun diadakan. Tidak seperti tahun sebelumnya, tahun ini peringatan dies natalis perikanan Undip memiliki banyak rangkaian acara yang dimulai dari sejak bulan Juli 2018 lalu. Keluarga Alumni Perikanan Undip (KERAPU) bersama dosen serta mahasiswa dari organisasi himpunan perikanan menjadi penyelenggara pada peringatan tahun ini.
Rangkaian acara peringatan dies natalis perikanan Undip yang pertama dimulai pada tanggal 27 Juli 2018 dengan acara Senam bersama dan Donor Darah. Acara ini dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Yos Johan Utama.

Berbagai acara yang telah berlangsung antara lain, Seminar Nasional dari pakar FAO, Cristian Dixon dan Alan Steele mengenai konservasi dan alat tangkap ramah lingkungan, Lomba Olahraga dengan peserta dari alumni, civitas akademika, dan mahasiswa, Pengabdian Masyarakat di desa binaan FPIK di Desa Tapak, Kecamatan Tugu dengan topik disseminasi pengasapan ikan dengan asap cair, pengenalan mesin listrik untuk kapal penangkapan ikan dan konservasi serta penanaman mangrove dan pemberian bibit nener bandeng untuk petambak. Ketua panitia dies natalis perikanan Undip yaitu Dr. Ir. Herry Boesono, M.Pi mengatakan bahwa “KERAPU Jabodetabek juga melakukan penanaman mangrove serta restocking bibit rajungan di pesisir desa Patra Manggala dan pelepasliaran benih ikan di Situ Tujuh Muara desa Pamulang Kab. Tangerang”

Acara puncak kegiatan ini adalah pencatatan rekor MURI “Pengasapan Ikan Cakalang Pertama dengan Asap Cair di Indonesia” pada tanggal 13 Oktober 2018. Pengasapan ikan Cakalang sepanjang 50 meter ini dilaksanakan di pelataran Auditorium FPIK dan dihadiri oleh Rektor Undip, alumni perikanan, pengurus KERAPU, civitas akademika serta mahasiswa perikanan dan umum. Setelah itu diadakan lomba masak ikan Cakalang asap dengan peserta dari umum yang kemudian dilanjutkan dengan Reuni Akbar dan temu kangen guyup rukun lintas angkatan alumni perikanan Undup di dalam gedung Auditorium FPIK. “Alumni Perikanan Undip telah banyak berkiprah dalam sumbangsih untuk negara baik di tingkat daerah, nasional, maupun internasional, diantaranya hampir seluruh kabupaten di Jawa Tengah Kepala Dinasnya pernah dijabat oleh alumni perikanan Undip, serta di tingkat Nasional banyak alumni yang menduduki jabatan struktural di eselon 2 di Birokrasi Departemen”, jelas Dr. Ir. Herry Boesono, M.Pi selaku ketua panitia.


Acara Dies Natalis Perikanan Undip ke 50 tahun ditutup dengan “Gebyar Kerapu” pada 13 Oktober 2018 malam bertempat di parkiran Gedung C FPIK. Acara ini mendatangkan bintang tamu artis ibukota antara lain Bagindas, Tiwi T2, Ifan & Herman “Seventeen” dengan pembawa acara Tommy Kurniawan dan Said Bajuri. Band lokal yaitu Savory dan The Router juga turut meramaikan acara ini. Adanya penampilan dari perwakilan masing-masing departemen yang ada di perikanan Undip menambah kemeriahan acara Gebyar Kerapu sebagai penutup dari rangkaian acara Dies Natalis Perikanan Undip ke 50 tahun. Semoga dengan menginjaknya 50 tahun Perikanan Undip kedepannya akan ikut serta dan berperan aktif dalam menyukseskan poros maritim dunia. Selamat Ulang Tahun Perikanan Undip! (Yoga/Bayu).

Read More

Sunday, October 21, 2018

Grand Final Batik in Campus 2018

Sabtu (20/10) telah berlangsung acara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Diponegoro yaitu Grand Final Batik In Campus 2018. Acara ini merupakan acara tahunan yang hingga saat ini telah terselenggara sebanyak 8 (delapan) kali terhitung hingga tahun ini. Batik In Campus termasuk dalam salah satu rangkaian kegiatan Lustrum Fakultas Teknik.
Kegiatan Pelatihan Membatik di Batik in Campus 2018
Tema yang diambil Batik In Campus tahun ini yaitu The Colourful Charm of Indonesia Batik to Inspire the Millenials yang memiliki makna yaitu menggambarkan ciri khas dan daya tarik batik sebagai inspirasi dalam melakukan kegiatan sehari-hari oleh generasi saat ini. Kegiatan Batik In Campus tidak hanya mencakup daerah Semarang tetapi hingga lingkup Nasional. Hal ini dapat dilihat dari lomba desain batik yang berskala hingga tingkat Nasional dan lomba Putri Batik Kampus yang mencakup hingga wilayah Jawa Tengah.
          Acara ini dibagi menjadi 2 (dua) rangkaian acara, yaitu kegiatan Pelatihan Membatik yang dilaksanakan sore hari pada pukul 15.00-17.00 WIB, dan Grand Final Pemilihan Putri Batik Kampus Jawa Tengah tahun 2018 yang diselenggarakan pukul 17.00-21.00 WIB. Pelatihan membatik dilaksanakan secara meriah dengan jumlah peserta yang melebihi 150 orang peserta. Pelatihan membatik dibuka untuk umum dan peserta tidak ditarik biaya apapun. Pada penghujung acara pelatihan membatik peserta boleh membawa pulang karya batik hasil dari pelatihan tersebut.
Grand Final Pemilihan Putri Batik Kampus Jawa Tengah tahun 2018
Selepas Pelatihan Membatik, acara dilanjut dengan Grand Final Pemilihan Putri Batik Kampus 2018. Finalis Putri Batik sudah melewati beragam rangkaian acara hingga menuju Grand Final. Dari Photoshoot, Pelatihan Membatik di Klub Merby, Beauty Class, hingga wawancara. Lalu saat malam penobatan Putri Batik Kampus Jawa Tengah 2018  atau Grand Final didapatkan juara pertama yang diraih oleh Viony Syahira Deben dari Fakultas Psikologi Undip, juara kedua oleh Verana Kartika Sari dari Fakultas Teknik Undip, juara 3 diraih oleh Ana Susilowati dari Fakultas Sains dan Matematik, dan yang terakhir adalah juara Favorit diraih Nova Savera Ningrum dari Fakultas Ekonomi Unnes.
“Tujuan utama dari diadakannya acara ini adalah untuk melestarikan Batik sebagai salah satu warisan budaya yang harus dilindungi dan mengajak generasi muda agar semakin tertarik dalam menggunakan batik” ujar Fyna Astari selaku ketua pelaksana Batik In Campus 2018.

Read More

Wednesday, August 29, 2018

Penggunaan Enzim Papain dalam Pakan Guna Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ikan

Desa Dongos (03/08) - Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro Tahun 2018 Desa Dongos, Kecamatan Kedung, Jepara menjalankan salah satu program kerja monodisiplin tentang Penggunaan Enzim Papain dalam Pakan Guna Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ikan. Program tersebut dilaksanakan bersama dengan Penyuluh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara, yaitu Bapak Maryono. Tujuan dilaksanakan sosialisasi adalah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pakan, pertumbuhan dan kesehatan ikan budidaya air tawar di Desa Dongos. Sosialisasi tersebut disampaikan kepada masyarakat Desa Dongos khususnya pembudidaya ikan air tawar (Lele dan Nila) dan Karang Taruna Garuda Putih. Enzim papain yang dihasilkan buah pepaya mampu meningkatkan serapan protein pada ikan budidaya. Papain merupakan enzim dari ekstrak buah pepaya yang bersifat proteolitik dan mampu menghidrolisis 2 protein menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana yaitu peptida hingga asam amino. Penambahan papain sebagai enzim eksogen ke dalam pakan mampu meningkatkan hidrolisis protein pakan. Ini akan berakibat pada tingkat penyerapan protein pakan yang semakin meningkat.

Pemaparan Materi Enzim Papain
Di wilayah Jepara untuk produk enzim papain sudah diproduksi besar oleh Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara. Akan tetapi pembuatan enzim papain dapat dilakukan sendiri oleh para pembudidaya. Bahan dan alatnya relatif mudah diperoleh. Langkah pertama buah pepaya mengkal dibersihkan dari kulit dan bijinya. Selanjutnya, daging buah pepaya diblender hingga halus seperti bubur. Untuk memudahkan proses pemblenderan, daging buah pepaya menkal yang agak keras bisa diparut terlebih dulu. Bubur daging pepaya kemudian di keringkan dalam oven dengan suhu 50-60°C. Setelah kering, haluskan dengan blender hingga menjadi bubuk kering. Sebelum pemakaian, bubuk bisa disimpan pada wadah kedap udara. Aplikasi papain dalam pakan dengan cara membasahi pakan terlebih dulu dengan menyemprotkan air ke pakan menggunakan sprayer. Setelah basah, taburkan bubuk kering pepaya sesuai dosis yang dibutuhkan. Kemudian aduk hingga rata. Setelah tercampur rata, diamkan pakan selama beberapa menit untuk proses kering-angin. Selanjutnya, pakan bisa diberikan pada ikan lele, nila atau jenis ikan lainnya.
Foto Bersama Pasca Kegiatan
Cara penggunaan enzim papain yaitu menyiapkan 5 gram enzim papain dan air 1 liter yang kemudian dilarutkan. Masukkan dalam botol dan simpan dalam kulkas. Semportkan 50 ml larutan tersebut ke dalam 1 kg pakan, angin – anginkan selama 5 menit dan kemudian diberikan pada ikan.
Dengan diadakannya sosialisasi tentang Penggunaan Enzim Papain dalam Pakan Guna Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ikan oleh Tim II KKN UNDIP bersama Penyuluh Dinas Kelautan dan Perikanan Jepara diharapkan masyarakat Desa Dongos dalam bidang budidaya air tawar semakin meningkat, karena dengan diaplikasikannya enzim papain ke pakan ikan akan meningkatkan efisiensi pakan, meningkatkan produksi, menghemat biaya pakan dan meningkatkan keuntungan bagi masyarakat pembudidaya di Desa Dongos, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara.
Read More

Ecobrick, Solusi Pengolahan Sampah Plastik

Petarukan (09/08) – Sampah merupakan permasalahan dalam masyarakat yang tak kunjung terselesaikan. Produksi sampah organik dan anorganik seperti plastik semakin meningkat. Hal demikian, berakibat pada terganggunya eksistensi kebersihan lingkungan di masyarakat. Semakin banyak plastik yang digunakan berakibat pada semakin banyaknya sampah yang terbuang. Plastik merupakan molekul poliester yang sulit untuk terurai tersebut pada akhirnya dapat mengganggu ekosistem yang ada. Oleh karena itu peran masyarakat dalam pengolahan sampah tersebut sangat dibutuhkan. Salah satu cara pengolahan sampah plastik yang dapat dilakukan adalah dengan mendaur ulangnya. Sistem daur ulang yang dapat diterapkan adalah dengan sistem Ecobrick.  Ecobrick tersebut merupakan pengolahan sampah plastik menjadi bata (material) ramah lingkungan.
Kegiatan Pelaksaan Sistem Ecobrick
Kamis, (09/08) Tim II KKN Undip Desa Sirangkang melaksanakan progam pengolahan sampah yaitu Ecobrick yang dikuti oleh Ibu-Ibu PKK Desa Sirangkang. Progam multidisiplin ini dilaksanakan karena masih banyaknya sampah plastik di masyarakat dan belum adanya pengolahan mengenai sampah seperti dengan adanya bank sampah. Sehingga masih sering ditemui masyarakat yang membakar sampah di pekarangan rumah. Dimana, abu maupun asap dari sampah yang di bakar tersebut dapat membahayakan kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan penyakit kanker dan iritasi . Oleh karena itu kami memperkenalkan Ecobrick sebagai solusi dari pengolahan sampah plastik di Desa Sirangkang. Progam multidisiplin ini dimulai dengan kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya kebersihan lingkungan, pemilahan sampah organik dan anorganik,  bahaya membakar sampah plastik dan gerakan sadar lingkungan terhadap masyarakat.Penyuluhan tersebut disampaikan oleh Pak Tarto yang merupakan Aktivis Lingkungan dari Desa Widodaren, Petarukan,Pemalang. Setelah penyuluhan tersebut kemudian dilaksanakan praktek pembuatan Ecobrick oleh ibu-ibu PKK. Praktek pembuatan Ecobrick dimulai dengan pembagian kelompok, setelah itu tiap-tiap peserta dalam kelompok membagi tugas, ada yang membersihkan sampah plastik, memotong sampah menjadi kecil-kecil dan ada yang memasukan sampah tersebut ke  dalam botol.
Foto Bersama Pasca Kegiatan

Cara pembuatan Ecobrick cukup mudah yaitu sampah plastik yang dipotong kecil-kecil tersebut dimasukan ke dalam botol air mineral dan dipadatkan dengan plastik kresek yang utuh dengan cara didorong dengan tongkat dimana tongkat tersebut salah satu ujung nya runcing dan ujung yang lain tumpul. Ujung yang tumpul digunakan untuk memadatkan sampah di bagian bawah atau landasannya sedangkan bagian yang runcing untuk memadatkan sampah ketika posisi botol sudah hampir penuh dengan sampah.  Ecobrick tersebut membuat sampah menjadi bernilai lebih, karena selain dimanfaatkan sebagai pengganti bata rumah, dapat dimanfaatkan pula menjadi kursi, meja, gapura bahkan taman. Selain itu nilai tambah dari Ecobrick adalah saat pembuatannya dapat meningkatkan kebersamaan dalam masyarakat sehingga waktu yang dimiliki ibu-ibu tidak hanya sekedar untuk mengobrol saja. Serta menjadikan peluang lapangan pekerjaan baru sehingga mampu untuk mengurangi pengangguran di Desa Sirangkang.

Read More