Kelembaban udara relatif di Indonesia
rata-rata 80-95%. Kondisi tersebut mampu mengubah karakteristik material seperti bambu, besi, dan kaca. Kandungan uap air pada udara menyebabkan korosi di bahan logam. Sementara pada kaca akan terjadi pengembunan dan tumbuhnya
berbagai jamur, maupun bakteri yang mengakibatkan gangguan
dalam penggunaannya. Sedangkan pada bambu, akan mengalami
pelapukan secara cepat sehingga menurunkan kekuatan dari bambu tersebut.
Berbagai penelitian pun gencar dilakukan untuk mengatasi kerusakan
material, seperti
halnya yang dilakukan oleh tiga mahasiswa Fakultas Teknik Undip ini. Tergabung didalam satu tim PKM yang beranggotakan Ari Purnomo, Febio Dalanta dan Adelia Dian
Oktaviani dibawah bimbingan Dr-Ing
Silviana, ST., MT
menghasilkan produk bernama SUFOTING 5 in 1 (Anti Air, Anti UV,
Anti Karat, Anti Jamur serta Self
Cleaning) berbahan dasar limbah silika geotermal Dieng.
![]() |
Tim PKM-PE |
Inovasi
Mahasiswa Undip tersebut mampu membuat bambu, besi maupun kaca memiliki sifat
anti air, anti jamur, anti-UV, anti korosi dan kemampuan self cleaning. Selain membuat berbagai material lebih tahan lama,
material yang dilapisi dengan SUFOTING akan selalu terlihat bersih. Ari selaku ketua tim
mengungkapkan “Pelapis yang ada saat ini tidak menggunakan teknologi yang praktis, efisien dan
memiliki harga yang mahal. Belum lagi bahaya racun yang
ditimbulkan dari produk pelapis yang beredar dipasaran seperti cat, vernis
dll. Oleh karena itu,
kami
mengembangkan SUFOTING berbahan dasar silika
geotermal. Melalui SUFOTING, kami dapat meningkatkan
umur material bambu, kaca maupun besi hingga 3 kali lebih lama tanpa merubah
nilai estetikanya jika dibandingkan produk pelapis dipasaran.”
Kandungan silika yang tinggi
didalam
silika geotermal membuatnya dipilih sebagai bahan dasar pelapis
SUFOTING. Selain itu silika geotermal juga merupakan limbah dari industri
pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Dieng yang
mengganggu proses produksi listrik apabila limbah tersebut tidak dikelola secara maksimal.
Produk
SUFOTING tidak hanya dapat digunakan untuk melapisi material bambu, kaca,
maupun besi. Ari menambahkan bahwa “pada awalnya produk SUFOTING ini
digunakan untuk besi dan berkembang penggunaannya pada bambu dan kaca. Ketiga
material tersebut yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari hari.
Kedepannya akan digunakan untuk melapisi produk sandang seperti sepatu, baju,
dll. Sehingga dengan SUFOTING setiap orang tidak perlu khawatir sepatu atau pakaiannya
basah terutama saat musim penghujan.”
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian yang
telah didanai oleh Kemristekdikti tahun ini, dapat membantu memberikan solusi kerusakan berbagai material terutama besi, kaca,
maupun bambu. Dengan adanya inovasi SUFOTING dapat menghemat biaya perawatan
pada berbagai material secara praktis, efisien dan ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah silika geotermal yang
masih minim pengelolaannya sehingga akan mengurangi dampak buruk timbunan limbah tersebut. Hal ini akan memberikan
keuntungan berbagai sektor baik industri, masyarakat maupun pemerintah.
LPM Warta Mahaprika
--Semangat Aspirasi Mahasiswa--
EmoticonEmoticon